ABSTRAK
Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang
lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan.
(Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts,
Process, and Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.). Caring juga
mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Perspektif klien
mengenai caring juga perlu dipertimbangan untuk meningkatkan kemampuan perawat
dalam memberikan caring, selain itu untuk dijadikan penilaian kepuasaan
terhadap pelayanan kesehatan. Adapun nilai-nilai dalam konsep caring (Watson)
diantaranya konsep tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
Konsep tentang manusia meliputi keinginan untuk dirawat, dihormati, mendapatkan
asuhan, dipahami dan dibantu. Kesehatan merupakan menekankan pada fungsi
pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Lingkungan. Lingkungan mencakup pengaruh budaya sebagai strategi
untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu. Keperawatan
berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk
klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Dalam hal melakukan caring, ada
tiga aspek pendorong yang membuat perawat melakukannya ialah aspek kontrak
(keterikatan dengan pekerjaan), etika dan spritualitas (keagamaan). Manfaat
caring itu sendiri amat beragam, yang pada dasarnya betujuan untuk meningkatkan
status kesehatan klien.
Kata kunci :
Caring, Perspektif klien, Konsep caring, Perilaku
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal
dituntut untuk semakin maju dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah
satunya merambah pada bidang kesehatan terutama keperawatan. Kualitas pelayanan
keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi
salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) di
mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi
dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang
lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator
mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien. Perilaku Caring perawat
menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu apa tidak.
Perawat
memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual,
teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson,
1989). Dengan mengetahui bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan
perawat mampu melakukan pelayanan secara totalitas terhadap kliennya.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan
pengertian caring secara umum dan teori caring menurut Watson.
2. Memahami
persepsi klien tentang caring.
3. Menjelaskan perilaku caring dalam praktik
keperawatan.
4. Memahami
perbedaan caring dan curing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Caring
1.
Pengertian Caring Secara Umum
Caring
secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati
pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak
keperawatan. (Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing :
Concepts, Process, and Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.)
Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan
perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi
dan etis perspektif.
Caring
adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan
bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Saat ini, caring
adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Banyak ahli keperawatan
yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain sebagai
berikut:(Sartika,Nanda.(2011) Konsep Caring. Diambil dari
http://www.pedoman.news.com).
1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory
of Human Caring, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan
dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan
pasien untuk sembuh.
2.
Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan
filosofikal.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara
yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan
sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999).
3. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam
dua domain utama. Salah satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi
perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang
dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin
menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal
esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik
dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada
resepien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong, dan
melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh
hubungan antara perawat dengan pasien.
4. Lydia Hall (1969) , mengemukakan perpaduan
tiga aspek dalam teorinya. Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core,
dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan
keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen penting
yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu
sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu
patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total
kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).
5. Florence
Nightingale (1860), caring adalah tindakan yang menunjukkan
pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan
bersih, verifikasi yang baik dan tenang kepada klien.
6. Leinginger
(1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan keputusan
yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
meningkatkan status kesehatan.
7. Barnum (1994),
caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian.
Secara garis besar, dapat dikatakan caring adalah sentral praktik
keperawatan berupa tindakan yang memperhatikan kesehatan klien dengan
menunjukkan perhatian, empati maupun rasa menyayangi yang berupaya untuk
meningkatkan kesehatan klien.
2.
Persepsi Klien Tentang Caring
Penilaian
terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang
dimiliki perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik
untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori Caring Swanson
(1991) menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana
perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara
emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan
terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam
menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam
menjalani hidup. (Potter & Perry, 2005 : 110).
Mengenali
kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring menegaskan apa
yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien menilai efektivitas
perawat dalam menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh dari pelayanan
keperawatan. Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat
menjadikan pertemuan yang bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan
bagaimana memberikan perhatian penuh.
Perbedaan
persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh pertama, perawat
masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan senyuman, lalu melakukan kontak
mata, kemudian duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada
dipikiran klien lalu mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan intravena,
mengkaji, dan memeriksa rangkuman tanda vital klien sebelum meninggalkan
ruangan. Contoh kedua, perawat masuk ke kamar klien kemudian memeriksa cairan
intravena, memeriksa rangkuman tanda vital, melakukan salam tanpa duduk dan
menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien kemudian pergi.
Pada
contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga klien merasa
nyaman. Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian terhadap masalah klien
sehingga klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda-beda karena
semua klien memiliki ciri khas. Persepsi klien menjadi hal yang penting bagi
perawat dalam meningkatkan kemampuan
Penelitian
terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan fokus terbesar dari
tingkat kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari bagaimana
klien menggunakan sistem pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat
juga sebagai indikator tingkat kepuasan klien.
Jika
perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan,
menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi
perasaan yang dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan
tindakan Caring. Pelayanan keperawatan yang baik terdiri dari perhatian
yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta perilaku Caring. Kepuasan
klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan tetapi juga
kepuasan terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.
Kepuasan
klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan kembali untuk berobat atau
menjalani tindakan keperawatan. Tindakan Caring membangun kepercayaan
klien terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan. Kepercayaan pada
tindakan keperawatan juga memunculkan kepercayaan terhadap institusi kesehatan.
Hal
yang penting adalah mengetahui bagaimana klien menerima Caring dan
pendekatan apa yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap Caring
merupakan permulaan yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan
persepsi dan harapan khusus klien. Membangun suatu hubungan yang baik terhadap
klien dapat membantu perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Sikap ini
juga membantu perawat mengatasi perbedaan antara persepsi perawat dan klien
tentang Caring. Perawat harus mengetahui siapa klien dan mengenali klien
agar suatu hubungan yang baik terwujud dan perawat mampu memilih pendekatan
yang sesuai dengan kebutuhan klien.
3.
Teori Caring Menurut Watson
Caring
merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting dalam
kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas
waktu dalam waktu pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu
dalam lingkungan pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktik caring
yang membuat perawat dan profesi kesehatan klien (Watson, 2006 a). (Potter dan
Perry edisi 7 : P.140). Watson menjelaskan bahwa konsep dia didefinisikan untuk
membawa arti baru untuk paradigma keperawatan adalah “berasal dari pengalaman
empiris klinis dilantik dikombinasikan dengan latar belakang filsafat saya,
intelektual dan experiental : dengan demikian pekerjaan awal saya muncul dari
nila sendiri-sendiri, keyakinan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan,
kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan
penyembuhan. ( Watson, 1997, P.49). (Tomey, AM, Alligood, MR.2006).
Dalam
pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a
whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan
sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini
berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri
yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat dikemukakan
beberapa hal prinsip, antara lain:
1.
Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang dapat berfluktuasi
tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2.
Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3.
Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada
lingkungan yang dinamis.
Fokus
keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit dan
dibangun dari sepuluh faktor carativ, yang meliputi :
a. Pembentukan
sistem humanistic dan altruistic
Nilai-niai humanistic
dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan tetapi dapat
dipengaruhi dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor ini dapat
didefinisikan sebagai kepuasan melalui pemberian dan perpanjangan dari
kesadaran diri.
b. Penanaman
(melalui pendidikan) Faith-Hope
Merupakan hal yang
sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu selalu memiliki positif
thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan membantu
meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.
c. Pengembangan
sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain
Karena pikiran dan
emosi seseorang adalah jendela jiwa.
d. Pengembangan
hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya
Sebuah hubungan
saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi untuk penerimaan
perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati,
kehangatan dan komunikasi efektif
e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan
baik ekpresi perasaan positif maupun negatif
f.Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan
g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang
bersifat interpersonal
h. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan
atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual
i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias (kebutuhan-kebutuhan
survival, fungsional, integratif dan grup)
j. Mengembangkan
kekuatan faktor excistensial phenomenologic
Dalam
praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan kesehatan yang holistik
dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan..
Asumsi dasar teori
watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam
pengembangan teori; yaitu:
Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara
interpersonal.
Caring meliputi
faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
Caring yang
efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan
keluarga.
Respon
caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan saat
ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.
Caring
environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan keluasan
memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah
ditentukan.
Caring
bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring
mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan
kesehatan. Dan untuk membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi
curing.
Caring
merupakan inti dari keperawatan.
(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).
Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:
1.
Konsep tentang manusia
Manusia
merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin dirawat,
dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu) Manusia pada dasarnya
ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa
menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa
mencintai.
2.
Konsep tentang kesehatan
Kesehatan
merupakan keutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi sosial.
Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan terbebas
dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang
dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
3.
Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan
teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan
di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai
strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
4.
Konsep tentang keperawatan
Keperawatan
berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk
klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
4.
Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Caring
secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik
keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis,
dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien.
Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama
dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).
Tindakan
caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga
menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan,
perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun
kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.
Mengapa perawat
harus care? Pertanyaan ini dapat dijawab dalam beberapa cara, tetapi
terdapat tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap
orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, dan aspek spiritual dalam caring
terhadap orang lain yang sakit (Fry, 1988).
1. Aspek
kontrak
Telah
diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban kontrak
untuk care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas
profesional untuk memberikan care”. Untuk itu, kita sebagai perawat yang
profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai kontrak kerja kita.
2.
Aspek etika
Pertanyaan
etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah, bagaimana membuat
keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Jenis
pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat memberikan asuhan. Seorang perawat
harus care karena hal itu merupakan suatu tindakan yang benar dan
sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat memberikan kebahagiaan
bagi orang lain.
3.
Aspek spiritual
Di
semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain
adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah
orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih karena
dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat harus care terhadap
klien.
Caring
dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan
saling percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya
menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat
bertindak dengan cara yang terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami
apa yang dirasakan klien. Ramah berarti penerimaan positif terhadap orang lain
yang sering diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap
terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain (Nurachmah,2001; Dwidiyanti,1998;
Barnhart, etal, 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Kozier & Erb, 1985). Perawat
perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik, psikososial,
psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar
perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya. Perawat juga harus
memberikan informasi kepada klien. Perawat bertanggungjawab akan kesejahteraan
dan kesehatan klien.
Caring
mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya
tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai
sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau
pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring
akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat di
masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para
pengguna jasa pelayanan kesehatan.
5.
Perbedaan Caring dan Curing
Perawat
memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup ketrampilan intelektual,
teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson,
1989). Caring merupakan fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana
seseorang berpikir, berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain. Dalam teori
caring, human care merupakan hal yang mendasar.
Human
care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau
mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari arti dalam
sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri (Pasquali dan Arnold, 1989 dan
Watson, 1979). Di samping itu, Watson dalam Theory of Human Care mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara
pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai
manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Dari
sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam memberikan
asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut,
sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap
sebagai media pemberi asuhan (Carruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper &
Burroughs, 1999).
Caring
dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam
merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah perawat bermutu
atau tidak. Caring sebagai inti profesi keperawatan dan focus sentral dalam
praktik keperawatan, bersifat universal dan terdiri dari perilaku-perilaku
khusus yang ditentukan oleh dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya
memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian
(Barnum, 1994).
Beberapa
tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989)
menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa
sekitar ¾ pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan
curing. Sebagai seorang perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara
seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.
Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan dokter
dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat difahami bahwa
curing merupakan ilmu yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/data dan
mengobati dengan patofisiologi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Lydia
Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya, care merupakan
komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Sedangkan cure merupakan
dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan
secara total kepada klien, maka kedua aspek ini harus dipadukan (Julia, 1995).
Namun, tetap ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun
1992 menyebutkan bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter dan
perawat melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing terdapat
perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas
sekundernya.Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer dokter dan caring
sebagai sebagi tugas sekundernya. Curing merupakan komponen dalam caring.
Karena di dalam caring termasuk salah satunya adanya kolaborasi dengan tim
kesehatan lain untuk membantu penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan
yang saling melengkapi.
Perbedaan
antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang
merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan
kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis
yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien.
Dengan kata lain dapat disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih
dititik-beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan
pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang
diderita serta penanggulangannya.
Selain
itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring)
yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual dengan tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan,
observasi, pendidikan kesehatan, dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran
(curing) lebih ke melakukan tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan
operatif. Dari sini dapat difahami bahwa caring memperhatikan klien dari aspek
fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing menekankan pada
aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu
hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari aspek
tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
2. Membantu
pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan
dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi
dari tubuh pasien. Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan
menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan
penanganannya.
Dari
berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih
kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut seluruh
kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya
bagian dari caring. Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan
melakukan caring dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari
totalitas kita dalam melakukan caring. Caring tidak akan pernah lepas dari
profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi keperawatan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caring
adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam caring terdapat tiga
makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi perhatian,
bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di bawah
kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat
terlihat dari perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memiliki
sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan
kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang
dimilikinya.
Watson
mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus keperawatan dalam
promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Di antaranya yaitu
pembentukan sistem humanistic dan altruistic, penanaman (melalui
pendidikan) Faith-Hope, pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri
kepada orang lain, dan lain-lain. Caring dalam praktik keperawatan dapat
dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dan
klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk
menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat ditunjukan
oleh perawat melalui tindakan sebagai berikut:
1.
Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan
2.
Menyebut klien dengan namanya
3.
Menggunakan sentuhan
4.
Meyakinkan klien, perawat akan membantu
5.
Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas
6.
Dan lain-lain
Dalam
kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan antara caring
dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis
keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat
diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang
diderita klien. Untuk itu sebagai seorang perawat kita harus bangga karena kita
melakukan tindakanyang mulia yaitu care, merawat. Namun, sebagai
professional, kita harus melakukan semua itu dengan penuh rasa ikhlas.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Efy.
Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id
R.N, Joyce Smith.
Caring in Nursing. Diambil dari legacy.owensboro.kctcs.edu.
Potter, P. A.
& Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice.
6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.
Sartika, Nanda.
(2011) Konsep Caring. Diambil dari http://www.pedoman.news.com.
Potter, P.A. &
Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing : Concepts,
Process, and
Practice.6th Ed. St Louis, MI : Elsevier Mosby. Hal 110-111.
Potter, P.A. &
Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Buku I
hal.164-165. Terjemahan Penerbit Salemba Medika.
Potter, P.A &
Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I. Terjemahan. Salemba
Medika : Jakarta
http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatan-jean-watson/
Tomey, AM,
Alligood, MR. 2006. Nursing Theorists. Six Edition. Mosby : US Of America
http://www.rnjournal.com/journalofnursing/caring.html
Morrison, Paul
& Philip Burnard.1997. “Caring and Communicating Hubungan Interpersonal
dalam Keperawatan”. Jakarta : EGC
http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-caring-menurut-jean-watson
www.repository.usu.ac.id/bitstream/pdf.
Potter, P. A &
Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Buku 1.
Terjemahan. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, B., Erb,
G., Berman, A. J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process, and
Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Tomer, Marriner
and Alligood. (1998). Nursing Theorists and their Work. Philadelphia: Mosby.
Http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/MEMBANGUN%20PRIBADI%20CARING%20PERAWAT.doc
(17 November 2011).
Http://trilestari.staff.umm.ac.id/files/2010/01/Konsep-Caring-vs-Curing1.ppt
(17 November 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar