Kamis, 05 November 2015

PEMASANGAN INFUS

PEMASANGAN INFUS INTRAVENA
Pemasangan infus intravena termasuk salah satu prosedur medis yang paling sering dilakukan sebagai tindakan terapeutik. Pemasangan infus intravena dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Bahan yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-obatan. Istilah khusus untuk infus intravena darah adalah transfusi darah.
Indikasi infus intravena adalah menggantikan cairan yang hilang akibat perdarahan, dehidrasi karena panas atau akibat suatu penyakit, kehilangan plasma akibat luka bakar yang luas.
          Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pemasangan infus intravena adalah :
a.    Sterilitas :
Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak menyebabkan infeksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis. Beberapa hal perlu diperhatikan untuk mempertahankan standard sterilitas tindakan, yaitu :
1        Tempat tusukan harus disucihamakan dengan pemakaian desinfektan (golongan iodium, alkohol 70%).
      Cairan, jarum dan infus set  harus steril.
3    Pelaku tindakan harus mencuci tangan sesuai teknik aseptik dan antiseptik yang benar dan memakai sarung tangan steril yang pas di tangan.
      Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar. Pemilihan tempat juga mempertimbangkan besarnya vena. Pada orang dewasa biasanya vena yang dipilih adalah vena superficial di lengan dan tungkai, sedangkan anak-anak dapat juga dilakukan di daerah frontal kepala.
b.    Fiksasi :
Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau tercabut. Apabila kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk dinding vena bagian dalam sehingga terjadi hematom atau trombosis.
c.    Pemilihan cairan infus :
Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pemberian cairan.
d.    Kecepatan tetesan cairan :
Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka tekanan dari luar ditinggikan atau menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari tubuh. Kantung infus dipasang ± 90 cm di atas permukaan tubuh, agar gaya gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan cukup kuat sehingga cairan masuk ke dalam pembuluh darah.
Kecepatan tetesan cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa volume tetesan tiap set infus satu dengan yang lain tidak selalu sama dan perlu dibaca petunjuknya.
e.    Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau terlepas sambungannya.
f.     Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada penggunaan kateter intravena berukuran kecil karena lebih mudah tersumbat.
g.    Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau mengalami spasme.
h.    Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah terpasang.

Prosedur Pemasangan Infus Intravena
Persiapan alat :
1.    Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2.    Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang infus untuk mengatur kecepatan tetesan
3.    Kateter intravena (IV catheter) :
4.    Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%
5.    Kassa steril, plester, kassa pembalut
6.    Torniket
7.    Gunting
8.    Bengkok
9.    Tiang infus
10. Perlak kecil
11. Bidai, jika diperlukan (untuk pasien anak)
12. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
13. Masker
14. Tempat sampah medis

Persiapan penderita :
1.    Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2.    Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3.    Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4.    Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infuse :
-       Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal, tangan kanan bila pasien kidal).
-       Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
-       Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.

Prosedur tindakan :
1.    Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
-       Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai dengan identitas atau kebutuhan pasien.
-       Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat, obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2.    Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3.    Memasang infuse set  pada kantung infuse :
-                 Buka tutup botol cairan infus, didesinfeksi dengan dengan kapas alkohol.
-        Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
-     Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang sehingga tidak  ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai ½ penuh.
-       Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus
4.  Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih dan kering.
5.     Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.

6.    Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat suntikan.

7.    Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas, membentuk sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.

8.    Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir keluar.

9.    Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet) kira-kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum agar jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena sejauh 0.5 – 1 cm untuk menstabilkannya. 
10. Tarik stylet keluar sampai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang berwarna putih ke dalam vena. 
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan kantung infus atau kantung darah.
13. Penjepit selang infus dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan.
14. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester.
15. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
16. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester.
17. Pada anak, anggota gerak yang dipasang infus dipasang bidai (spalk) supaya jarum tidak mudah bergeser.
18. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam sharp disposal  (jarum tidak perlu ditutup kembali).
19. Bereskan alat-alat yang digunakan.
20. Cara melepas infus : bila infus sudah selesai diberikan, plester dilepas, jarum dicabut dengan menekan lokasi masuknya jarum dengan kapas alkohol, kemudian diplester.

Jarum infus ada 2 macam, yaitu :
1.    Jarum dan kateter menjadi satu :
-       Jarum infus biasa
-       Wing needl

2.    Jarum bisa dilepas, tinggal kateter dalam vena (misal : abbocath)
Untuk tipe jarum yang bisa dilepas, dianjurkan hanya digunakan paling lama 72 jam, sedangkan bila jarum dan kateter menjadi satu hanya dianjurkan dipakai 48 jam, untuk selanjutnya diganti.
Cara mengatur kecepatan tetesan :
Supaya masuknya cairan sesuai dengan kebutuhan yang dijadwalkan, pemberian cairan infus harus dihitung jumlah tetesan per menitnya. Untuk menghitung jumlah milliliter cairan yang masuk tiap jam dapat dihitung dengan rumus :

          mL per jam = tetesan per menit x faktor tetesan

faktor tetesan = 60/w

          w = jumlah tetesan yang dikeluarkan oleh infus set untuk mengeluarkan 1 mL cairan

Misalnya :
          Infus set dapat mengeluarkan 1 mL cairan dalam 15 tetesan, berarti faktor tetesan = 60/15 = 4. Jadi bila infus set  tersebut memberikan cairan dengan kecepatan 25 tetes per menit berarti cairan yang masuk sebanyak 25 x 4 = 100 mL per jam.

          Untuk berbagai infus set sudah ditentukan besarnya tetesan per mL seperti tersebut di bawah ini :


Pabrik
Dewasa
Anak-anak
Abbott
Venopak : 13-15 tetes/mL
Transfusion set : 10 tetes/mL
Mikro drip : 60 tetes/mL
Baxter
Plexitron : 10 tetes/mL
Minimeter : 50 tetes/mL
Lutter
Saftiset : 20 tetes/mL
Transfusion set : 12 tetes/mL
Saftiset : 60 tetes/mL

Bila dalam infus set  tidak disebutkan jumlah tetesan per mL berarti faktor tetesannya =4. Penghitungan jumlah tetesan per menit secara sederhana adalah :

Tetesan/menit (normal) = jumlah cairan yang akan diberikan (mL)
                                   Lamanya infus akan diberikan (jam) x 3

Tetesan/menit (mikro) = jumlah cairan yang akan diberikan (mL)
                                    Lamanya infus akan diberikan (jam)

Cairan infus yang berada di pasaran :
1.      Elektrolit :
-     Larutan NaCl 0.9%
-     Larutan Ringer
-     Larutan Ringer Laktat
-     Larutan Hartmann
-     Larutan Darrow
-     Larutan Na Laktat 1/6 molar
-     Larutan NaHCO3 7.5% dan 8.4%
-     Larutan Dialisis
2.      Karbohidrat (dengan elektrolit) :
-     Larutan Glukosa 5%, 10%, 20%, 40%
-     Larutan Dextrose 5%, 10%, 20%, 50%
-     Larutan Fruktose 5%
-     Larutan Maltose 10%
-     Larutan Ringer-Dextrose
-     Larutan Dextrose 5% dengan NaCl 0.9%, NaCl 0.45% atau NaCl 0.225%
-     Larutan Dextrose 10% dengan NaCl 0.9%
3.      Larutan Protein :
-     Larutan L-Asam Amino 350 kcal
-     Larutan L-Asam Amino 600 kcal, 500 kcal dengan Sorbitol
-     Larutan L-Asam Amino 1000 kcal
4.      Plasma Expander :
-     Dextran 70
-     Dextran 40
-     Human Albumin 5%, 25%
-     Human Plasma
Perhitungan kalori beberapa larutan infus :
-         Kebutuhan kalori rata-rata 30 kcal/kgBB, anak-anak 1500 kcal/m2 luas permukaan tubuh
-         500 mL larutan Dextrose 5% = 102.5 kcal
-         500 mL larutan Dextrose 10% = 205 kcal
-         500 mL larutan NaCl 0.9% = tidak mengandung kalori
-         500 mL darah = 74 kcal
-         500 mL Albumin 5% = 110 kcal
-         500 mL plasma = 120 kcal

Kegagalan pemberian infus :
1.      Jarum infus tidak masuk vena (ekstravasasi cairan infus).
2.      Pipa infus tersumbat (misalnya karena jendalan darah) atau terlipat.
3.      Pipa penyalur udara tidak berfungsi.
4.      Jarum infus atau vena terjepit karena posisi lengan tempat masuknya jarum dalam keadaan fleksi.
5.      Jarum infus bergeser atau menusuk keluar ke jaringan di luar vena (ekstravasasi cairan infus dan darah).

Komplikasi yang dapat terjadi :
1.      Phlebitis
2.      Hematoma
3.      Ekstravasasi cairan, ditandai dengan :
-     Aliran cairan melambat atau terhenti
-     Pembengkakan, area yang mengalami pembengkakan berwarna lebih pucat daripada area sekitarnya.
-     Nyeri, nyeri tekan atau rasa terbakar di sekitar pembengkakan.
-     Bila terjadi ekstravasasi cairan, pindahkan infus ke lokasi lain.
4.      Infeksi lokal atau sistemik
5.      Melukai serabut syaraf
6.      Emboli udara : gejalanya adalah nyeri dada dan sakit kepala.


1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa – Dr.Mcd
    Borgata Hotel Casino & Spa. 인천광역 출장마사지 All the best Atlantic City experiences for your stay & play, dining, and night 제주 출장안마 out. We also have 여주 출장안마 a wide 광양 출장샵 variety 안동 출장샵 of hotel

    BalasHapus